Biaya hidup... siapa yang tidak mengenal gabungan dua kata ini, biaya kebutuhan sehari-hari seperti biaya makan, transportasi, kesehatan, jalan-jalan untuk mencari hiburan dan lain-lain, banyak yang bilang biaya hidup di kota besar seperti jabodetabek sangat mahal dan jangan ngadu nasib disana jika hanya menerima gaji dibawah 2 jutaan,
pernah suatu hari saya kembali ke kampung halaman dan mencoba mencari pekerjaan karena merasa bosan bekerja dikota besar seperti Jakarta dan merindukan bekerja dikampung halaman sendiri, ternyata untuk memulai dari awal lagi sangat sulit, karena sejak kecil saya telah berada di perantauan. berbulan-bulan menganggur mencari lowongan pekerjaan yang tepat namun hanya menghasilkan interview dengan penawaran gaji tidak sampai dengan 1 juta bahkan ada yang hanya menawarkan gaji awal kurang lebih 600 ribuan saja
Wow dahsyat dalam hati, kaget dan merasa aneh karena sekecil-kecilnya bekerja dijabodetabek saya bisa menghasilkan gaji bulanan hampir 2 juta jika tempat saya bekerja tidak menerapkan gaji sesuai UMR yang telah ditetapkan,
dalam hati bertanya-tanya mau makan apa dengan gaji dikampung halaman sekecil itu ? bagaimana bayar kontrakan bagi yang tidak memiliki tempat tinggal sendiri, setahu saya UMR di kampung halaman memang kecil hanya tidak sampai 1.3 juta perbulan. tapi masa iya perusahaan yang saya kira bonavit hanya memberikan gaji tidak sampai 600ribu rupiah.
yang paling lucu dan saya ingat banyak teman bahkan keluarga saya bilang wajar gaji di jabodetabek besar karena biaya hidup disana lebih besar dari pada dikampung halaman sendiri, dan saya selalu patahkan kata-kata tersebut,
selalu saya bilang cobalah merantau bekerja dikota besar namun sebelum melakukannya pastikan kita memiliki keahlian juga kemampuan khusus dan mau bekerja dimana juga bidang apa, ada baiknya memiliki teman maupun saudara yang bisa membantu mencari pekerjaan, lalu rasakan perbedaan gaji dan biaya hidupnya, agar tahu bagaimana kehidupan untuk mencari rezeki dikota besar, ya mungkin hanya biaya kostan atau kontrakan yang sudah dipastikan agak besar dan wajib jika tidak punya sanak saudara untuk menumpang tempat tinggal,
kembali ke biaya hidup yang tadi dibahas, dari pengalaman pribadi saya contoh nongkrong bertiga bersama teman dengan makan jagung bakar 3 buah hanya 5 ribu lalu dikampung halaman saya 1 buah jagung bakar 5 ribu, perbedaannya jelas untuk hal ini.
lain lagi jika makan diwarung seperti warteg, saya hanya menghabiskan tidak kurang dari 7 ribu saja untuk sekali makan namun berbeda dikampung halaman bisa gratis bagi yang masih tinggal bersama orang tua karena tinggal beli bahan mentahnya saja untuk diolah,
kalaupun makan diwarung bisa dipastikan hampir 15 ribu untuk sekali makan, atau mungkin bisa lebih murah. bagi saya kesimpulannya tinggal dimana pun dan bekerja dikota-kota besar yang membuat biaya hidup tinggi adalah gaya hidup individunya,
pergaulan juga mungkin gengsinya, yang seharusnya lebih dari cukup jadi pas atau kurang dan karena saya merasa gagal untuk mencari pekerjaan yang baik dikampung halaman atau mungkin kota besar telah menjadi tempat kehidupan yang mudah bagi saya untuk bekerja karena sejak kecil telah terbiasa hidup dan bekerja dikota besar akhirnya saya putuskan kembali keperantauan dengan niat yang lebih baik dan demi masa depan. artikel Ini hanya bagian dari pengalaman dan ceritaku semoga bermanfaat,
Belum ada tanggapan untuk "BEDA TEMPAT BEDA KEHIDUPAN"
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda sesuai topik, Thanks for visiting and the comment.